Tingkatkan Tugas Deteksi Dini; Bakesbangpol Sidoarjo Undang Koordinasi Para Pemuka Agama
Selasa, 12 Desember 2017 di ruang pertemuan Kantor Bakesbangpol Kab.Sidoarjo, seluruh pemuka agama berkumpul untuk menghadiri pertemuan dengan Bakesbangpol membahas peningkatan tugas deteksi dini di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Para pemuka yang hadir antara lain dari MUI Sidoarjo, pimpinan PCNU, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sidoarjo, Persamuan Umat Budha Indonesia (PUBI) Kab.Sidoarjo, Perwakilan Gereja Katholik Sancta Maria Annuntiata Sidoarjo, Gereja Katholik Santa Monica Krian, Pimpinan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sidoarjo, Pimpinan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sidoarjo, Pimpinan GBI CENTRO Sidoarjo, Pimpinan Gereja Bethany El-Gibbor, Pimpinan GPdI Gedangan, Fatayat PCNU Sidoarjo, Wanita Hindu Dharma Indonesia, Kaum Ibu HKBP Sidoarjo serta tidak ketinggalan Generasi Muda (GEMA) FKUB Sidoarjo.
Pertemuan ini menghadirkan Kepala Bakesbangpol Kab.Sidoarjo Bpk.Mulyawan, SIP, MM, Wakil Ketua PCNU KH.M.Kirom, SPdI dan Wakil Ketua FKUB Sidoarjo Drs.KH.Sholeh Qosim, MSi serta dipandu oleh Sekretaris FKUB M. Idham Kholiq. Dalam pertemuan tersebut Kepala Bakesbangpol menekankan kepada FKUB dan seluruh pemuka agama untuk turut meningkatkan tugas deteksi dini adanya potensi konflik umat beragama di wilayah Kabupaten Sidoarjo dengan cara meningkatkan fungsi jaringan informasi. “Informasi sangat penting bagi Pemerintah Daerah untuk menjadi bahan penyusunan langkah dan kebijakan-kebijakan” ungkapnya. Lebih lanjut Kepala Bakesbangpol ini menyampaikan pentingnya dukungan para pemuka agama untuk meningkatkan tugas-tugas deteksi dini, apalagi jelang menghadapi momen pemilihan gubernur Jawa Timur tahun 2108. Ia berharap umat beragama di Sidoarjo tetap terjaga kerukunannya dan tidak menyeret agama di dalam dalam kepentingan politik.
Menanggapi pernyataan Kepala Bakesbangpol, KH.Sholeh Qosim atas nama FKUB menyambut positif. Menurutnya sudah semestinya para pemuka agama ikut melakukan deteksi dini potensi konflik. lebih lanjut Kyai Sholeh menjelaskan bahwa perkembangan Sidoarjo saat ini membuka peluang tumbuhnya berbagai konflik karena makin tumbuhnya warga sidoarjo karena urbanisasi yang menyebabkan heteroginitas warga Sidoarjo makin tinggi. “Sidoarjo yang makin terbuka seperti saat ini, membuka peluang masuknya beragama kepentingan, maka kita harus bisa lebih mampu mendeteksi potensi konflik” tegasnya. Di sisi lain, KH.Muh.Kirom atas nama pimpinan PCNU Sidoarjo menyampaikan syukurnya bahwa saat ini kerukunan di Sidoarjo makin mantab, atas peran FKUB dan para tokoh agama. Menurutnya kondisi ini harus terus dipelihara. Sebagai warga NU, lebih lanjut ia menjelaskan perlunya makin ditingkatkana saling percaya dan kerjasama antar umat beragama. (MIK)