Sambut Imlek, FKUB Gelar Dialog Interaktif Budaya Nusantara
Dalam rangka menyambut tahun baru imlek 2569, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menggelar dialog interaktif bertemakan Perayaan Imlek dalam Format Budaya Nusantara. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin Malam (12/2/2018) bekerjasama dengan radio Suara Sidoarjo yang disiarkan secara live di tempat ibadah Tri Dharma Klenteng Tjong Hok Kiong Sidoarjo.
Ada 3 narasumber yang dihadirkan. Mereka berasal dari FKUB yang diwakili oleh Sekretaris FKUB Idham Kholiq, ketua klenteng Tjong Hok Kiong Arif Pujiyanto dan wakil ketua klenteng Teng Swi Bio Krian Hengki Riyanto.
Mengawali sesi dialog, Arif menjelaskan tentang hakekat peringatan imlek yang merupakan ungkapan syukur warga Tionghoa menyambut pergantian tahun baru Tiongkok. Intinya, Imlek merupakan momen bagi keluarga untuk berkumpul, terutama berkumpul dengan orangtua.
“Sebenarnya perayaan imlek itu tradisi berkumpur dengan sanak sodara, tertama orangtua,” jelas Arif.
Ia menambahkan mengapa imlek selalu identik dengan warna merah. Menurut cerita Tionghoa kuno, warna tersebut dipercaya dapat mengusir roh jahat. Selain itu dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan.
Sementara itu, Henki Riyanto mengatakan saat perayaan imlek jamaah klenteng hanya melaksanakan ibadah. Tetapi kemeriahan dilaksanakan 15 hari setelah imlek, yakni pada saat Cap Go Meh.
Hengki menginginkan momen imlek tahun ini menjadi media untuk lebih mempererat hubungan antar umat beragama.
Di sela-sela dialog, Idham Kholiq menegaskan bahwa menjaga kerukunan umat itu butuh perjuangan yang tidak sebentar. Pernyataan tersebut sekaligus merespon aksi kekerasan yang terjadi di salah satu rumah ibadah di Yogyakarta. “Menjaga kerukunan umat itu butuh perjuangan yang lama,” katanya.
Menurutnya agama memiliki unsur ritual dan sosial budaya. Unsur ritual menjadi pembeda agama satu dengan lainnya, sedangkan sosialnya bisa dijalankan bersama dengan pemeluk agama lain.
Ia mencontohkan dalam islam, unsur sosial budayanya yakni halal bi halal yang bisa dijalankan semua masyarakat Indonesia. Unsur itulah yang dapat membangun silaturahmi antar umat beragama.
Turut hadir dalam acara tersebut para pemuka agama yang berasal dari HKBP, GKJW, Pondok Pemulihan Efrata, Gereja Mawar Sharon dan Katholik Sidoarjo. Ada pula dari Gereja Katholik Krian, Bethany Krian, ANSOR Sidoarjo dan pemuka agama lainnya. (FAM)