Sajak dalam Negeri Pancasila
KUMPULAN SAJAK SECANGKIR INSPIRASI
(Musikalisasi Puisi Romo Siga dan Kang Dudung Didgeridoo dalam Safari
Kebangsaan V)
Dalam Negeri Pancasila. Jiwa Pancasila nampak ketika orang beriman
beribadah. Jiwa Pancasila nampak dalam diri orang yang percaya; pada
kehadiran ilahi dalam setiap insan jiwani; pada martabat manusiawi.
Jiwa Pancasila hadir, ketika nilai-nilai adat dikedepankan. Jiwa
Pancasila hidup, ketika prinsip hukum kasih dan keadilan ditegakkan.
Setelah kukenal namamu, Pancasila. Kita beriman kepada Sang Pencipta.
Kita percaya bahwa kita ciptaan-Nya. Kita yakin sebagai ciptaan; hidup
sebagai kawan dan saudara. Kita berjanji tak akan pernah saling
meniadakan, apapun caranya. Panggilan hidup kita menghadirkan
paguyuban, komunitas kekeluargaan, semangat gotong-royong, dan
kemerdekaan dalam mufakat.
Setelah kukenal namamu, Pancasila. Halus lembut, santun menyatu, tutur
kita bersama. Kita telah saling menyapa. tanpa ada yang dikalahkan.
Matahari bersinar dari timur ke barat, tanpa pilih dan pilah. Matahari
bersinar bagi semua. Tanaman, hewan, dan manusia di bumi alam semesta.
Kita bersyukur matahri terbit secara teratur. Kita bersyukur dalam doa
dan tirakat. Benih doa dan tirakat mengalirkan berkat; benih ditanam;
padi menguning; padi berisi merunduk; padi menjadi nasi-berkat.
Kita makan bersama tanpa ada pengkhianatan. Kita makan bersama, kau dan
aku adalah kawan. Kita makan bersama, kau dan aku adalah saudara. Kita
makan bersama, kau dan aku adlaah socius, bukan sok suci membuat kita
mampus.
Jiwa sok suci membuat kawan mampus; lempar persoalan sembunyi di balik
udang. Jiwa sok suci membuat kawan mampus itu; makan bandeng di balik
batu karang.
Kita berjiwa socius, kawan hidup seperjalanan. Kawan hidup
seperjuangan. Garuda di dadamu, demikian juga di dadaku. Maka, kita
tidak saling makan.
Makanan kita bersama; nasi, sayur mayur, krupuk udang, sambel goreng
bandeng. Bukan daging makan daging. Bukan mulut makan mulut. Bukan mata
makan mata. Bukan pula jiwa makan jiwa. Ada orang tak bisa makan,
berarti ada orang miskin.
Jika ada orang miskin. Berarti kita lebih miskin dari pada orang
miskin. Karena kita tak mampu berbagi dan berbuat untuk orang miskin.
Berbeda jika ada orang miskin sukarela.
Kita merdeka. Berdoa dan bekerja, menyelamatkan. Mencari makan dan
memberi makan. Bukan makan keringat orang. Bukan makan darah orang.
Bukan makan orang.
Cita-cita kita bersama. Menjadi manusia merdeka. Semua sejahtera dan
mampu memberi makan. Semua bisa makan tanpa ada yang kelaparan. Lapar
akan hidup beriman. Lapar akan martabat yang sama. Lapar akan
persatuan. Lapar akan kedudukan yang sama. Lapar berkomunitas dalam
kearifan lokal bakat-minat. Lapar akan pendidikan dan kebudayaan baru.
Setelah kau dan aku mengenal Pancasila. Persoalannya? Operasionalkah
rasa keadilan kita. Persoalannya?? Operasionalkah hidup sosial.
Persoalanannya??? Operasionalkah keadilan sosial bagi sleuruh rakyat
Indonesia kita. Mari, kita bangkit dan bergerak bersama.
Dalam negeri Pancasila. Kita bersdama semakin menyapa dalam satu roh dan gerakan. Jiwa Pancasila adalah jiwa merdeka. Merdeka dalam kesadaran akan Sang Pencipta. Merdeka dalam martabat. Merdeka berkawan. Merdeka sebagai bangsa bersatu. Merdeka dalam mufakat. Merdeka berkomunitas dalam akal sehat.