Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

Presiden: Bernegara Bukan untuk Berseteru : ”Seruan Merah Putih” Mengajak Elite Bangsa Bergandengan

joko widodo_RI 1Dimuat Harian Kompas, Rabu, 24 Mei 2017

BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan tujuan bernegara bukan untuk berseteru dan bertikai, tetapi untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, saling hujat dan menyalahkan di antara anak bangsa harus segera dihentikan.
Saat bersilaturahim dengan para tokoh agama yang mewakili Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari 34 provinsi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5), Presiden Jokowi menyatakan, dirinya perlu mengingatkan hal itu karena khawatir komponen bangsa lupa dengan tujuan bernegara seperti tertuang dalam UUD 1945.

Didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri, Presiden meminta semua pihak untuk melanjutkan membangun negeri. Sudah saatnya energi dan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia digunakan untuk bekerja keras. Acara itu juga dihadiri Ketua Asosiasi FKUB Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putera Sukahet.

Sebelumnya, di tempat yang sama, ketika menerima pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan yang menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2016, Kepala Negara juga mengajak untuk kembali fokus mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bersama. Selama delapan bulan terakhir, Presiden menyebut energi bangsa tersedot akibat pertarungan politik dalam pemilihan kepala daerah serentak 2017.

”Kita banyak ngomong ketimbang bekerja. Banyak berdebat ketimbang kerja. Banyak saling menghujat ketimbang bekerja. Banyak demo tak bermanfaat ketimbang bekerja. Banyak saling menjelekkan ketimbang bekerja. Saling menyalahkan ketimbang bekerja. Kita lupa semuanya untuk membangun negeri ini,” ujar Presiden.

Mengundang kekaguman

Lebih jauh, menurut Presiden, Indonesia adalah negeri yang selalu mengundang kekaguman dari para kepala negara dan pemerintahan yang datang menemuinya. Walaupun terdiri atas lebih dari 700 suku bangsa yang berbicara dalam lebih dari 1.100 bahasa lokal, bangsa Indonesia tetap selalu rukun.

Ketika datang ke Indonesia beberapa waktu lalu, Presiden Afganistan Ashraf Ghani, kata Presiden Jokowi, menyebutkan bahwa 99 persen penduduknya beragama Islam dan kaya-raya dengan potensi tambang emas serta migas. Namun, penduduknya terus bertikai tak habis-habisnya. ”Yang ini bawa (pengaruh) dari luar masuk, yang itu juga bawa dari luar masuk hingga akhirnya jadi pertikaian. Sudah 24 tahun, dan akhirnya, saat ini ada 40 faksi yang sudah sangat sulit dirukunkan kembali,” ujar Presiden menceritakan kembali cerita Presiden Ghani.

”Apa (kita) mau begini terus. Kita harus mengejar, harus bekerja keras, karena kita punya potensi dan kekuatan,” kata Presiden.

Secara terpisah, saat membacakan ”Seruan Merah Putih”, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar di rumahnya di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengajak tak hanya rakyat, tetapi juga para pemimpin bangsa untuk bergandengan mencari jalan keluar setiap persoalan bangsa.

Selain memberikan teladan, tak tebang pilih dalam penegakan hukum, para elite juga diharapkan konsisten menjadikan Pancasila sebagai pandangan dan pegangan hidup berbangsa serta bernegara. Acara dihadiri pimpinan partai politik dan tokoh lintas agama.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.