PAHAM RADIKALISME ADALAH IDE USANG
Sidoarjo, 20 Agustus 2017
Ide-ide radikal adalah sebuah ide yang usang !!
Setidaknya hal inilah yang dicetuskan oleh M. Idham Kholiq selaku Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sidoarjo. Idham, demikian ia biasa disapa, memaparkan tentang berbagai hal terkait radikalisme, pada acara Seminar dan Konferensi Cabang (Konfercab) XVIII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sidoarjo pada Sabtu, 19 Agustus 2017 kemarin. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang seminar Kantor Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Idham, menjual propaganda pertentangan sosial di masyarakat Indonesia sudah tidak akan laku. Hal ini karena masyarakat Indonesia itu terbangun melalui proses harmoni oleh keberagaman. Di dalam sistem sosial Indonesia tidak ada pertentangan struktural yang diciptakan oleh perbedaan-perbedaan kelas sosial. Namun demikian, ia mengingatkan agar tetap waspada karena tendensi radikalisme selalu berjalan untuk menciptakan pertentangan di masyarakat.
Pertentangan tersebut bisa berupa pertentangan karena ketimpangan ekonomi, perbedaan agama dan suku. “Di dalam penyebaran paham radikalisme selalu ada orang-orang ideolog yang bersembunyi. Mereka inilah yang sebenarnya merupakan para The Ideological Spokes Person. Dan mereka-mereka ini yang harus selalui dipantau” ujarnya.
Terkait dengan radikalisme, sebenarnya ada golongan yang bisa memberikan andil dan peran penting. Masih dalam pandangan Idham, mereka yang seharusnya berperan penting adalah para mahasiswa.
“Mahasiswa sebenarnya bisa berperan penting dalam pencegahan perkembangan paham radikal di masyarakat. Mengapa demikian? Karena sebagian besar para penggerak paham radikalisme terdidik ketika di alam kampus. Paham radikalisme sering menjadi pilihan berpikir mahasiswa karena menganggap ada ketidakadilan sosial di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”, lanjutnya.
Menurut penuturan Idham, radikalisme bisa bersumber dari ajaran Marxist ortodoks tetapi juga pemikiran-pemikiran agama yang radikal. Paham-paham radikal itu selalu membahayakan persatuan bangsa karena selalu mempropagandakan pertentangan di dalam masyarakat.
“Perihal ada kemiskinan, ekonomi yang tidak merata itu adalah kenyataan yang harus kita perjuangkan bersama melalui kebijakan-kebijakan Pemerintah. Mahasiswa harus bersikap kritis, tetapi jangan berpaham radikal dengan cita-cita mengubah sistem sosial dan format negara” lanjut Idham Kholiq.
Hal senada disampaikan oleh dua narasumber lainnya, Kapt.Bambang yang mewakili Komandan Kodim 0816 Kabupaten Sidoarjo dan Bapak Warjiin yang mewakili Kapolresta Sidoarjo. Dalam paparannya, kedua narasumber tersebut menjelaskan bahwa NKRI sudah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa.
Adanya masalah-masalah sosial seperti ketimpangan ekonomi adalah masalah yang harus kita atasi bersama. “Mahasiswa harus kritis namun tetap perlu bekerja sama dengan Pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti kemiskinan dan lain-lain” ujar Bapak Warjiin menutup pembicaraan. (IDM/NDA)