Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

Lima Keunikan Safari Kebangsaan V KB FKUB Sidoarjo

Oleh:
Viktor Sagala,
Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Paroki St.Maria Annuntiata Sidoarjo,
Ketua Panitia Lokal Safari Kebangsaan ke-5 Keluarga Besar FKUB Sidoarjo

 

Berikut kami paparkan lima (5) hal unik yang berkesan pada Acara Safari Kebangsaan ke-5 Keluarga Besar Forum Kerukunan Umat Beragama (KB-FKUB) Sidoarjo. Acara tersebut berlangsung Jumat, 10 November 2017 yang lalu.

  1. Waktu Pelaksanaan Bertepatan dengan Hari Pahlawan (10 November)
    Safari Kebangsaan ke-5 yang dirancang sejak Juli 2017, semula dijadwalkan 27 Okt 2017. Namun, kemudian diundur menjadi 3 November. pada kenyataannya Tuhan menentukan lain. Ternyata Tuhan menentukan Jumat, 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Pelaksanaan Safari Kebangsaan KB FKUB ke-5 dengan Subtema fokus pada sila ke-5 Pancasila yaitu “Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Tentu saja hal ini bukan kebetulan, tetapi Tuhan mengajar kita bahwa *semangat Kepahlawanan* harus senantiasa menjiwai kehidupan kebangsaan kita. Tidak ada kecuali, tidak ada diskriminasi, seluruh rakyat wajib melestarikan jiwa kepahlawanan. Kita bangsa Indonesia bukan bangsa terjajah. Kita tidak mau dijajah bangsa lain dengan motif apapun. Kalau pahlawan kemerdekaan telah gugur, kita selayaknya menjadi pahlawan yang mengisi kemerdekaan ini, dengan bakat keahlian yang kita miliki.
  2. Pertama sekali GPG didatangi tokoh 5 agama*
    Sejauh ini, sudah lebih dari seperempat abad Gereja Katolik Santa Maria berdiri di Sidoarjo. Namun, baru kali ini tokoh pemimpin umat lima (5) agama dan banyak umat lintas agama hadir. Mereka makan bersama, menikmati rasa kebersamaan, bernyanyi, menyimak wacana bersama dalam suka cita dan damai sejahtera. Wakil Bupati sebagai representasi dari Pemerintah berpidato memuji kebersamaan rakyatnya. Para pemuka agama bersepakat menandatangani Deklarasi Kebangsaan yang menyatakan *Kesetiaan kepada Kebhinekaan, NKRI, UUD 1945, dan Pancasila, mendukung pembangunan Sidoarjo*, menolak radikalime dan perusak NKRI. Sungguh suatu catatan sejarah dengan tinta emas di Sidoarjo. Itu semua terjadi di Gedung Pertemuan Gereja (GPG) Paroki St.Maria Annuntiata Jl. Yos Sudarso Nomor 13 Sidoarjo.
  3. Makan Bersama Soto Kebangsaan
    Menurut sie Konsumsi, 500 porsi soto ayam terkonsumsi malam itu. Memberi makan tamu yang datang sendiri atau diundang, adalah budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Ketika kita didatangi tamu pada jam makan, wajib hukumnya menawarkan dan menyuguhkan makanan. Makan soto bersama juga menunjukkan *semangat kebersamaan*, karena soto makanan kerakyatan. Makanan akan terasa lebih nikmat apabila dimakan bersama dengan rasa suka cita.
  4. Menampilkan Budaya Nusantara
    Penerima tamu, panitia lokal, anak-anak (BIAK), remaja (REKAT), orang muda (OMK) dan umat tuan rumah berpakaian etnik Nusantara menunjukkan “Kebhinnekaan dan kekayaan budaya” kita. Pagelaran gerak tari dan lagu Nusantara yang menampilkan semua kelompok Kategorial umat tuan rumah, serta pendarasan puisi Pancasila juga semakin menguatkan rasa kebangsaan kita yang kaya budaya dengan keunikan masing-masing. Umat lintas agama, lintas etnis, lintas profesi menikmati bersama pagelaran seni tari, puisi, nyanyian memicu peserta melakukan dialog kehidupan, dialog karya, bahkan dialog pengalaman iman antar umat yang berbeda agama, kepercayaan dan budaya. Sungguh dialog sudah berlangsung tanpa disengaja.
  5. Lima Narasumber dengan keahlian dan latar belakang yang berbeda
    Pemuka agama-agama (diwakili Pastor dan Kiai), kaum intelektual (akademisi), pemangku tanggung jawab keamanan yaitu Polisi, dan Pemerintah Daerah yaitu Wakil Bupati semua memaparkan visi, misi, wacana yang sesuai dengan latar belakang masing-masing. Namun, hal yang sangat membahagiakan, bahwa ternyata muaranya sama, yaitu : *menyejahterakan seluruh umat di Sidoarjo dengan penuh keadilan*. Semua pembicara mendukung penguatan implementasi Pancasila. Tidak ada wacana saling menyudutkan antar narasumber. Sungguh dialog yang benar sudah diajarkan kepada seluruh umat yang hadir di acara sarasehan itu. Pemberian cenderamata berupa sebuah buku *ENSIKLOPEDIA AGAMA* untuk meningkatkan budaya literasi, agar umat terhindar dari berita bohong yang merajai jagad maya. Kita harus banyak membaca agar mampu berperang melawan kejahatan di ranah media sosial (medsos).

Terima kasih kepada buat para sahabat KB-FKUB, kami Panlok (panitia lokasl) mohon maaf atas kekurangan, semoga umat Sidoarjo semakin guyub-rukun, damai sejahtera.

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.