Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

KOMUNIKASI SOSIAL DENGAN KOMPONEN MASYARAKAT BERSAMA FKUB

Sidoarjo, Minggu, 12 Februari 2017

Photo from ransi maritza

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo mengadakan kegiatan Komunikasi Sosial bersama komponen masyarakat Sidoarjo pada Sabtu (11/2) kemarin. Acara diselenggarakan di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0816 Sidoarjo di Lingkar Timur. Acara tersebut dihadiri oleh Komandan Kodim beserta jajajarannya, Kapolresta Sidoarjo, Bapak Jusuf Isnajanto selaku staf khusus Bupati Sidoarjo, perwakilan dari PCNU dan GP Ansor Sidoarjo, MUI Sidoarjo, Bamag, PHDI, dan PUBI. Turut hadir pula jajaran pengurus dari Asosiasi Pendeta Indonesia (API), perwakilan Gereja Katolik se-Sidoarjo, perwakilan dari Klenteng Tjong Hok Kiong, para tokoh agama, serta akademisi.
Acara yang mengambil tema “Perilaku dan praktek intoleran: potret di Sidoarjo dan langkah partisipasinya” ini dibuka pada pukul 09.00 WIB. Acara dibuka oleh Komandan Kodim (Dandim) Sidoarjo , Bapak Fadli Mulyono, yang baru diangkat per 1 Februari silam. Dalam sambutannya, Dandim menyatakan bahwa sekarang banyak beredar isyu tentang Kebhinnekaan dan intoleransi. Menurut beliau, toleransi harus dipupuk sejak dini seperti saat pengajaran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) aktif dijalankan dahulu. Melalui pendidikan, anak sejak dini diajarkan tentang toleransi dan kebhinnekaan. “Toleransi bisa terjadi ketika kita saling mengenal. Jadi tugas para pemimpin agama harus mengajarkan kepada para jemaahnya untuk hidup membaur dan saling mengenal dengan masyarakat di sekitarnya”, pungkas beliau.

Menurut M. Idham Kholiq selaku sekretaris FKUB Sidoarjo, acara ini diselenggarakan sebagai ajang silaturahmi para pemimpin dan tokoh agama serta masyarakat yang peduli terhadap kerukunan dan toleransi antar umat beragama terutama di Sidoarjo. Idham juga menjelaskan bahwa saat ini marak pemberitaan terutama di media sosial yang isinya mengancam toleransi dan kerukunan hidup umat beragama. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran dan pemikiran semua pihak mengingat Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam etnis dan agama.

Kapolresta Sidoarjo, Bapak Muh. Anwar Nasir, pada kesempatan itu juga mengungkapkan pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan toleransi adalah membiarkan, tidak mengganggu. Anwar Nasir menjelaskan, “Toleransi itu berarti saling menghargai, tidak mengganggu orang lain yang berbeda, yang tidak sependapat dengan kita. Misalnya dalam beragama, untukku agamaku, untukmu agamamu”.

Ia juga menjelaskan bahwa para pemimpin umat jangan mudah terprovokasi dengan semua pemberitaan yang marak saat ini terutama terkait dengan intoleransi dan kebhinnekaan. “Jika mendengar suatu berita, para pemimpin umat dan tokoh agama ini jangan kumpulkan jamaah, karena ini rawan terprovokasi. Jika ada suatu kejadian atau pemberitaan, tidak perlu kumpulkan jemaah, tapi membagi informasi yang benar dengan cara gethok tular. Tujuannya tentu agar pesoalan tidak semakin besar.”

Acara komunikasi sosial ini ditutup pada pukul 12.30 WIB. FKUB Sidoarjo dan seluruh pihak yang datang, berencana akan menjadikan acara serupa sebagai agenda bulanan. Tujuannya tentu untuk mengkomunikasikan persoalan kerukunan umat beragama sekaligus mencegah persoalan yang mungkin terjadi terutama di Kabupaten Sidoarjo. (NDA)

Leave A Reply

Your email address will not be published.