Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

Idham Kholiq: Gempa Aceh Dan Wujud Toleransi

Sidoarjo – Pada 7 Desember lalu, telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,5 SR di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gempa mengguncang Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen. Gempa terutama dirasakan oleh warga di Kecamatan Meureudu, Ulee Glee, Meurah Dua, Trianggadeng, Bandar Baru, Lungputu, Bandar Dua, dan Ulim.

gempa-aceh

Dari berbagai pemberitaan disebutkan, korban meninggal akibat gempa Aceh mencapai 102 orang, lebih dari 300 orang luka-luka. Tak hanya itu, ribuan rumah rusak, ratusan gedung dan perkantoran, serta toko hancur, puluhan rumah ibadat runtuh terkena gempa. Akibatnya, lebih dari 83.000 orang mengungsi akibat gempa Rabu lalu. Hal tersebut juga karena adanya gempa-gempa susulan yang masih dirasakan oleh masyarakat di tiga kabupaten tersebut.

Meski demikian, gempa Aceh juga membawa dampak positif. Hampir semua lapisan masyarakat di Indonesia turut berduka dan suka rela memberikan bantuan. Tidak hanya dari pemerintah dan masyarakat muslim, bantuan juga terus mengalir dari berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama, ras maupun etnis.

Aceh dikenal sebagai serambi Mekah. Peraturan hukum yang diterapkan di Provinsi ujung Barat Indonesia ini pun menggunakan hukum Islam. Meski demikian, bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Aceh, mengalir dari semua masyarakat. Dari pemberitaan, disebutkan, satu hari pasca gempa, komunitas masyarakat Tionghoa di Biereuen, Aceh menyalurkan bantuan tidak hanya makanan tetapi juga obat-obatan. Demikian pula masyarakat Budha dari Yayasan Tzu Chi.

Jumat lalu, ratusan masyarakat lintas agama di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat melalukan doa bersama dan penggalangan dana untuk korban gempa Aceh. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan juga menggalang dana Bantuan bagi korban gempa Aceh. Bahkan masyarakat Indonesia yang tersebar di luar negeri pun menggalang dana untuk Aceh.

Menanggapi hal tersebut, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sidoarjo melalui M. Idham Kholiq selaku sekretarisnya, memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Indonesia. Dalam pandangan Idham, bencana gempa Aceh telah menunjukkan bahwa solidaritas, toleransi antar umat beragama masih ada di Indonesia, di tengah-tengah banyaknya pemberitaan tentang konflik antar agama.

“Gempa Aceh telah menunjukkan pada kita bahwa keberagaman yang ada di Indonesia masih bisa hidup selaras dan harmonis. Masyarakat Indonesia masih memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi tanpa membedakan status, agama, ras, etnis dan golongan seseorang”.

Idham menambahkan bahwa FKUB Sidoarjo juga menyatakan keprihatinan sedalam-dalamnya kepada saudara-saudara di Aceh. Menurut bapak satu anak ini, “Secara zahiriah bencana memang bagian dari peristiwa-peristiwa alam. Maka penting bagi seluruh manusia untuk menjaga keseimbangan alam, dengan cara melakukan hal-hal yang tidak akan mengganggu keseimbangan dan keselarasan alam.”

Tak hanya itu, menurut Idham, “Dalam kaca mata keimanan, bencana bagi umat beriman harus disikapi sebagai ujian dan teguran bagi umat manusia. Bencana Aceh ini harus dijadikan sebagai sarana refleksi, pengakuan kesalahan terhadap dosa baik kepada manusia lain maupun Tuhan, agar kita bisa bangkit dan mendekatkan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Adapun yang lebih penting lagi, yaitu sebagai umat yang beriman, kita harus selalu sabar atas segala takdir yang ditetapkan oleh Allah, dan kembali menata hidup karena hidup harus terus berjalan.” (NDA).

Leave A Reply

Your email address will not be published.