Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

FKUB Sidoarjo Serap Aspirasi Jemaat PGI

Di depan para pendeta dan perwakilan jemaat GPIB Ketua FKUB Sidoarjo M. Idham Kholiq menjelaskan Colaborative Governance yang dilaksanakan FKUB.

 

Dalam rangka merajut kerukunan dan menjalin kedekatan antar umat beragama FKUB Sidoarjo menggelar kegiatan Silaturahmi dan Dialog Menyerap Aspirasi dengan cara mendatangi rumah-rumah ibadah di Sidoarjo.

Kali ini kegiatan tersebut dilaksanakan di GPIB Bethesda Sidoarjo yang berada di Jalan Untung Suropati, Sidoklumpuk, Sidoarjo.

Rombongan FKUB bersama Bakesbangpol Sidoarjo disambut oleh pengurus gereja yang dipimpin oleh Pendeta Natamail Sigit yang juga merupakan ketua Persekutuan Gereja Indonesia Setempat (PGIS).

Pendeta Sigit, sapaannya mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat karena FKUB dan Bakesbangpol bersedia menyerap aspirasi umat dengan berkunjung ke gereja.

“Kami ini bagian dari mitra supaya Sidoarjo bisa jadi percontohan dengan tingkat toleransi yang sangat tinggi,” kata Sigit, Jumat 2 September 2022.

Sigit juga memberikan masukan supaya pendekatan budaya juga dilakukan FKUB dalam merajut kerukunan. Karena seorang yang intoleran adalah orang yang anti terhadap budaya yang telah ada di masyarakat.

Menanggapi hal itu Ketua FKUB Sidoarjo M. Idham Kholiq berharap semua gereja yang dinaungi GPIS saling berkolaborasi bersama FKUB, salah satunya dengan menayangkan kegiatannya di akun sosial media FKUB.

“Bukan kegiatan yang sifatnya peribadatan, tetapi kegiatan sosial supaya masyarakat tahu, semakin kenal, dan tidak menaruh rasa curiga,” jelas Idham.

Ia juga menjelaskan bahwa di dalam kaum minoritas itu terdapat paradigma minoritas komplek yang artinya merasa dirinya minoritas dan tak setara. “Minoritas komplek ini penyakit dan harus dihilangkan. Karena di FKUB kita membangun kesetaraan,” tegas alumni UGM itu.

Di akhir kegiatan Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Mustain Baladan menyampaikan, pendekatan budaya jadi salah satu solusi untuk menghilangkan minoritas komplek. Ia pun menceritakan pengalamannya saat menjadi kepala sekolah.

“Saya waktu jadi kepala sekolah tidak mau anak-anak yang Kristen diajar oleh guru yang bukan lulusan sekolah teologi,” kata Mustain.

Leave A Reply

Your email address will not be published.