Drs. Mulyawan: Peran Pemuda Efektif Meredam Konflik
Dalam rangka meningkatkan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sidoarjo menggelar Pemantaban Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama.
Bertempat di aula kantor Bakesbangpol Sidoarjo Rabu, 21 Februari 2019, kegiatan itu diikuti oleh sekitar 100 orang perwakilan pemuda dari perwakilan umat beragama di Sidoarjo. Perwakilan organisasi kepemudaan juga turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Drs. Mulyawan, S.IP., M.M. menjelaskan bahwa peran pemuda efektif untuk meredam konflik di daerah. Pasalnya, kerukunan ala pemuda mendorong kreatifitas, inovatif, dan dinamis.
Senada dengan Mulyawan, narasumber pertama dari FKUB Provinsi Jawa Timur A. Hamid Syarief mengatakan, yang terpenting dalam bergama adalah pendekatan humanis. “Jangan sampai kita tersulut emosi, karena rasionalitas hilang,” katanya.
Ia juga memaparkan tentang tantangan dalam kerukunan umat beragama yang terdiri dari klaim kebenaran, pasca kebenaran, emosi keagamaan, proxy konflik, dan era disrupsi.
Klaim kebenaran berdampak pada munculnya eksklusivisme dan ekstrimisme. Pasca kebenaran adalah iklim sosial dan politik ketika objektivitas membiarkan emosi memihak keyakinan walaupun salah.
Sementara itu, emosi keagamaan untuk mencari manfaat dan kepentingan bagi suatu golongan atau aliran tertentu. Sedangkan proxy konflik adalah konflik yang dikendalikan oleh aliran atau paham luar dengan memanfaatkan paham di dalam negeri yang menentang ideologi Pancasila.
Pemateri ke-2 dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur M. Irsyad menyampaikan bahwa Jawa Timur menduduki urutan 21 wilayah dengan potensi konflik beragama.
Posisi tersebut, lanjut Irsyad disebabkan oleh toleransi pasif, artinya tidak ada konflik tetapi masyarakat cenderung cuek. Selain itu, terjadi konflik bukan antar agama, melainkan internal atau sesama agama. “Konflik ini prosentasenya 95,5%, sisanya konflik antar umat beragama,” tegasnya.