Didampingi Ketua FKUB, Bupati Laksanakan Peletakan Batu Pertama Pembangunan GKJW Sidoarjo

Setelah kurang lebih setahun menanti, akhirnya hari ini Ahad (2/10/2022) Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang terletak di Jalan Kombespol M. Duryat, Gabahan, Sidoarjo melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan. Atas dasar terbitnya Surat Izin Pendirian Rumah Ibadah nomor 450 tahun 2021 pada 16 Desember lalu oleh Bupati Sidoarjo.
Menurut Pendeta GKJW Sidoarjo Kristanto, terbitnya izin tersebut berkat arahan FKUB dan Bakesbangpol Sidoarjo dalam memenuhi semua persyaratan. “Yang paling dasar adalah membangun hubungan dengan lingkungan,” jelasnya.
Pasalnya, syarat tersebut merupakan bagian penting dan yang paling mendasar serta membutuhkan proses panjang. Karena keberadaan rumah ibadah idealnya tidak hanya bermanfaat bagi umatnya saja, tetapi juga harus ada sumbangsih kepada masyarakat sekitar.
Karena hal itu, lanjut Kristanto, jadi bagian penting dalam membangun harmoni umat beragama dan masyarakat. “Kita harus membangun relasi dengan masyarakat sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua Pelaksana Pembangunan GKJW Hadi Prayitno Lucas memperhitungkan, tahap awal pembangunan diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar 610 juta Rupiah. Itupun hanya untuk sebagian pondasi saja.
Gereja yang rencana dibangun di area yang sebelumnya diperuntukkan untuk parkiran tersebut Anggaran pembangunan didapat dari jemaat gereja, donatur dari dalam dan luar gereja.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor yang secara simbolis meletakkan batu pondasi pertama pembangunan. Selanjutnya, diikuti oleh Kepala Bakesbangpol dan FKUB bersama dengan perwakilan masyarakat lingkungan gereja.

Dalam sambutannya Gus Muhdlor, sapaannya menyampaikan bahwa GKJW adalah gereja ke-3 yang izinnya telah ditandatangani. Hal itu menjadi wujud semangat kebersamaan demi kelancaran pembangunan di Sidoarjo.
Pasalnya, kata Gus Muhdlor, agenda pembangunan di Sidoarjo butuh kebersamaan untuk menuntaskannya. “Masih banyak isu-isu yang harus kita tuntaskan bersama. Kemiskinan, kebodohan, baca tulis, stunting, dan sebagainya. Semua hal itu tidak mengenal agama,” katanya.
Putra Kiai Agoes Ali Mashuri itu pun menepis anggapan terkait pendirian rumah ibadah yang dipersulit. “Ada prasangka diangel-angel, ini bahaya dan tidak konstruktif,” jelasnya.
Permasalahan seperti itu disebabkan karena ada persyaratan yang kurang, namun tidak di-follow up, sehingga terkesan dimacetkan. “Padahal hanya karena persyaratan yang kurang,” terang Gus Muhdlor mengakhiri sambutan.
Di tempat yang sama, Ketua FKUB Sidoarjo M. Idham Kholiq mengapresiasi usaha yang dilakukan GKJW Sidoarjo dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar gereja. Karena GKJW memiliki agenda rutin di antaranya bhakti sosial kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap tahun.