Di Efrata, FKUB Berbagi dan Menimbah Ilmu
Sedekah Ramadan tahun ini tidak hanya dilakukan dengan cara membagi-bagikan makanan, minuman, dan bantuan social lainnya tetapi juga dengan menimbah ilmu. Satu di antaranya pada Sabtu, 18 Mei 2019 lalu, tepatnya di Yayasan Hati Hamba Pondok Pemulihan Efrata, jalan Industri 119, Desa Sidokepung.
Sekretaris FKUB Sidoarjo M. Idham Kholiq mengaku terinspirasi dengan sosok Yohanes Tio pendiri pondok itu. Rombongan perwakilan Keluarga Besar FKUB yang ikut berkunjung ke sana juga mendapat banyak pengalaman merawat orang-orang yang membutuhkan.
“Kita ke sini tak hanya memberi bantuan, tetapi belajar ke Pak Yohanes Tio untuk jadi orang baik,” kata Idham.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Selain itu, sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat. “Lihat mereka yang selalu berbuat baik selalu hidupnya bahagia,” tegasnya.
Sementara itu, kepada rombongan Yohanes Tio menceritakan awal ia mendirikan Pondok Efrata. Bermula dari rasa empati terhadap mereka yang terbuang dan tidak mendapat perhatian yang akhirnya Pak Yo sapaannya, memberanikan diri merawat mereka.
Ia mengaku tidak ada kemampuan merawat mereka. Namun, apa yang dilakukannya hingga saat ini karena bagian dari rencana Tuhan. Keyakinan hidup selalu memiliki rencana indah ia pegang teguh selama memberi perhatian orang-orang yang ada di pondoknya. “Masuk zona nyaman tanpa persoalan bukan berarti tidak berbuat baik,” ungkap Pak Yo sapaannya.
Pak Yo bercerita, awalnya, di tahun 2008 ia sering memberikan sesuatu ke anak-anak. Kemudian berkembang dengan memberikan sembako kepada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan. Pada 2010 bertambah lagi jumlah pemberiannya.
Dari kegiatan itulah mulai merasakan kenikmatan berbagi dan menampung mereka yang membutuhkan. Beberapa tempat pun ia survey untuk dijadikan penampungan apapun kondisinya, seperti tidak memiliki keluarga, kondisi sakit, dan bahkan hilang kesadaran.
Di Pondok Pemulihan Efrata pun tidak membatasi dan membedakan suku, bangsa, dan agama untuk diberikan pelayanan dan pengobatan. Pak Yo dan keluarga pun sempat mencari orang-orang yang membutuhkan untuk dibantu, namun tehalang dengan izin pondok yang belum ada.
Namun selang beberapa waktu mereka yang membutuhkan bantuan dan pertolongan berdatangan ke Pondok Efrata. Bahkan sempat ada dari mereka yang menderita penyakit stroke, kemudian diobati ke rumah sakit Dr. Sutomo dengan itensitas berobat setiap hari.
Pak Yo menganggap bahwa semua orang yang saat ini berada di pondoknya adalah titipan Tuhan. Ia pun melayani warganya atas bantuan Tuhan dengan segala kebutuhan yang sebenarnya sudah disediakan dan dicukupi olah Tuhan.
Oleh karena itu, ia mengibaratkan melayani mereka jadi sebuah kepuasan dan hiburan. “Ngapain susah-susah cari tempat refreshing atau berlibur. Sekarang mereka jadi tempat untuk mencari kesenangan bagi kita,” ungkap Pak Yo.
Kesenangan Pak Yo juga dirasakan olah dr. Andre Julius yang saat ini mengabdikan dirinya mengobati orang-orang di Pondok Efrata. Ia berprinsip menolong orang tanpa berfikir untung-rugi, berbuat sederhana dengan dampak luar biasa bagi orang lain.