Website Resmi Forum Kerukuman Umat Beragama Kabupaten Sidoarjo

Bakesbangpol Sidoarjo Ajak Tamir Masjid Lawan Radikalisme

Kepala Bakesbangpol Sidoarjo Drs. Mulyawan, S.Ip., M.M membuka kegiatan sosialisasi.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sidoarjo kali ini mengajak tamir masjid melakukan perlawanan terhadap gerakan radikalisme dan terorisme. Hal itu ditunjukkan dengan menggelar sosialisasi terhadap gerakan terorisme menjelang pilpres 2019 yang dilaksanakan pada Kamis, 4 April 2019 dan diikuti sekitar 100 orang tamir masjid.

Menurut kepala sub bidang penanganan konflik Bambang Purwanto, kegiatan semacam itu bertujuan untuk meningkatkan wawasan para tamir dalam menyikapi aktifitas radikal yang disinyalir akan dilakukan di masjid. “Agar tamir dapat menyikapi berkembangnya aksi radikal yang memanfaatkan masjid,” tuturnya.

Selain mampu mengamati situasi dan karakter para radikalis, lanjutnya, tamir diharapkan bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak keamanan di masing-masing wilayah.

Sosialisasi yang dilaksanakan di aula Bakesbangpol tersebut menghadirkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Jawa Timur Ahmad P. Syarwani dan Polresta Sidoarjo yang diwakili oleh Wakasat Intel Iptu Warji’in.

Dalam materinya Syarwani yang juga Ketua NII Crisis Center itu menjelaskan bahwa pertarungan ideologi masuk tanpa sensor. Meski demikian, sebagian masyarakat Indonesia menyambut dan menerimanya.

“Paham agama sedikit, belajar dari youtube dan lain-lain langsung ceramah,” jelasnya.

Menurut Syarwani, para radikalis memanfaatkan ketidakadilan kemudian dibumbuhi dengan dalil-dalil agama untuk menumbuhkan gerakan radikal. Hal itu juga dilakukan secara terstruktur dan secara periodik. Selain itu, mereka menyebar ke komunitas dan yayasan untuk merekrut anggota baru.

Pengalaman Syarwani selama berada di NII, penanaman ideologi radikal sangat mudah dilakukan. Pasalnya, mereka mengajarkan pemahaman yang tidak disampaikan para kiai. Motivasinya yakni menegakkan Islam dan mengharamkan asas tunggal Pancasila.

Mereka yang menjadi target rekruitmen adalah yang dianggap sedikit berilmu agama, tinggi semangat, dan minim penyaluran. Intinya, cenderung ingin menjadi pahlawan dengan modal ayat Alquran.

Ia juga meminta masyarakat mewaspadai gerakan yang dibungkus dalam kajian agama yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Perubahan prilaku anak muda yang cenderung menyendiri juga perlu diperhatikan. Pemerintah diminta serius menghadapi teroris.

Senada dengan Syarwani, Iptu Warji’in menegaskan bahwa target mereka juga ambil bagian dalam pembuatan kebijakan. Alasannya ada bagian dari bangsa Indonesia yang tidak terawat, secara ekonomi, sosial, hukum dan lain-lain.

Targetnya pun melumpuhkan pemerintah dari berbagai bidang. Salah satunya dengan masuk ke lembaga legislatif untuk membuat kebijakan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.