Aktualisasi Beragama yang Moderat dan Pruralistik

Oleh M. Idham Kholiq, S.Sos., M.A.P
Secara umum aktualisasi membangun kerukunan umat beragama itu ada 3 bagian penting, yakni kondisi awal, proses, dan outcomes.
Kondisi awal dipengaruhi oleh dua hal, yaitu sejarah sosial dan insentif dukungan. Sejarah sosial itu merupakan sejarah kerukunan atau sejarah konflik.
Di masyarakat yang sejarah sosialnya lebih kuat sejarah kerukunan maka membangun kerukunan menjadi lebih terbuka.
Sebaiknya, jika di suatu masyarakat itu lebih kuat sejarah konflik, maka membangun kerukunan hari ini akan terasa berat, atau setidaknya ada sandungan yang kuat.
Nah, di sinilah setiap daerah itu akan berbeda peluang kerukunannya, karena dipengaruhi oleh faktor sejarah sosialnya.
Faktor kedua yaitu insentif dukungan. Faktor ini menyangkut peran pemerintah di dalam kebijakannya. Seperti kebijakan penganggaran terkait program kerukunan atau adanya peraturan perundang-undangan yang ada. Intinya, mendukung arah implementasi pemeliharaan kerukunan atau tidak.
Jika mendukung, maka tugas pemeliharaan kerukunan itu lebih ringan.
Nah, dalam konteks inilah sesungguhnya sangat mengharapkan insentif dukungan pemerintah.
Kedua faktor di atas sangat menentukan kondisi awal. Jika kedua faktor tersebut mendukung arah kerukunan, maka usaha pemeliharaan kerukunan akan lebih mudah.
Sebaliknya jika kedua faktor tersebut tidak ada, maka cukup berat usaha memelihara kerukunan.
Bagian kedua adalah Proses. Bagain ini juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu adanya dialog pertemuan antar umat beragama dan adanya pengalaman sosial bersama antar umat beragama.
Dalam bagian kedua inilah sesungguhnya posisi dan peran FKUB itu ada. Sebagai salah satu unsur implementasi kebijakan kerukunan di daerah, selain peran Kementerian Agama.
Artinya, jika Kondisi Awal sangat mendukung maka tugas FKUB juga menjadi lebih ringan. Sebaliknya pula, jika Kondisi Awal relatif kurang mendukung, tugas FKUB memang lebih berat.
Lalu, jika Kondisi Awal bagus bukan berarti tidak muncul konflik di bagian proses? Konflik bisa saja terjadi di bagian proses, meskipun Kondisi Awal itu bagus.
Hanya saja, jika ada konflik di bagian proses, maka harus dilihat penyebabnya. Kemungkinan ada dua faktor, yaitu rendahnya proses dialog dan pertemuan antar umat beragama.
Sehingga terjadi kondisi saling eksklusional satu sama lain. Kondisi inilah menjadi penyebab lahirnya ketidakharmonisan, mungkin karena curiga, ketidaksetaraan, kecemburuan, atau sebab lainnya.
Artinya, bukan disebabkan adanya konflik sosial keagamaan yang mendasar seperti permusuhan antar agama (seperti sejarah konflik). Tetapi karena tidak adanya pengalaman sosial bersama.
Oleh karena itu di FKUB Sidoarjo kita buat kegiatan dialog, pertemuan, interaksi dengan membentuk Keluarga Besar FKUB. Juga dengan kegiatan-kegiatan sosial bersama seperti FKUB Peduli.
Karena dengan cara itulah proses pemeliharaan kerukunan terbangun. Bagian inilah yang selama ini digencarkan oleh FKUB Sidoarjo, dengan maksud (sebagaimana kerangka teori) agar seluruh umat beragama bisa saling bertemu, saling berinteraksi, saling membangun pengalaman sosial yang sama.
Ketiga adalah outcomes, yang bisa dilihat dari dua faktor, yakni adanya komitmen untuk saling menjaga eksistensi dan terbangunnya ruang publik yang setara bagi semua umat beragama.
Tentang komitmen saling menjaga eksistensi adalah kesadaran semua untuk menjaga eksistensi kelompok lain atau umat beragama lain.
Umat beragama satu tidak hanya memikirkan kepentingan agamanya sendiri. Tapi telah muncul kesadaran bahwa keberadaannya juga harus menjaga keberadaan umat lain.
Sedangkan adanya ruang publik yang setara bagi umat beragama ditandai dengan adanya kesempatan yang sama bagi semua kelompok agama untuk tampil berperan serta tanpa dibedakan.
Melalui dua indikator inilah disebut Outcomes yang hasilnya bisa dirasakan bersama oleh semua umat beragama.
Bapak, ibu, saudara sekalian inilah sesungguhnya arah kita membangun kerukunan di Sidoarjo melalui peran FKUB. Tentunya dipengaruhi oleh partisipasi seluruh umat beragama, yang sejak 2017 yang lalu kita bangun di Keluarga Besar FKUB Sidoarjo.